p>REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikisahkan, pada suatu hari Uzair sedang melintas di sebuah negeri yang porak-poranda. Pendapat yang masyhur mengatakan, negeri yang dilintasi itu adalah Baitul Muqaddas, Palestina. Ia melintasinya setelah negeri itu dulunya dihancurkan oleh Bukhtunnashir. Penduduknya juga terbunuh sehingga negeri itu tampak sepi.
Uzair melintasi bangunan-bangunan yang
KehancuranAlam Semesta dalam Al-Qur'an — Efa Ida Amalia 73 73 The purpose of this research is to know about the process and the steps of the destruction of the Universe (kiamat) in the Qur'an. This phenomenon will be explained through cosmological perspective. AlQur'an mentions the phenomenon of the end of the world (universe)
Dalamtafsir Al-Manar dijelaskan, bahwa Nabi Luth diutus Allah untuk memperbaiki aqidah serta akhlak kaumnya, yang berdiam di negeri Sadum, Amurah, Adma', Sububim dan Bala', dipinggir laut mati. Nabi Luth memutuskan untuk tetap tinggal di negerinya. Negeri Sadum sebagai mana diketahui mengalami kehancuran moral, kaum laki-laki lebih
Oct 24, 2014. • 8 likes • 4,404 views. Download Now. Download to read offline. Education. Buku fenomenal karya Sheikh Imran Hosein yang diterjemah dalam bahasa Indonesia Jerusalem dalam Alquran yang mengupas mengenai dunia hari ini dan periode akhir zaman. Donwload gratis buku lainnya di www.imranhosein.org.
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di sebuah lantai hutan yang basah, burung madu gunung mengais lumut untuk menjadikannya bahan pembuatan sarang. Burung itu terbang tepat ketika orangutan melompat ke arah ranting Pohon Ulin yang gagah dan tinggi, pohon yang hanya ada di Kalimantan, spesies yang mendiami ekosistem hutan hujan tropis ceria dengan cara mereka sendiri. Namun siapa sangka, mereka menghadapi suhu panas yang mencekam dan perusakan habitat yang masif. Perubahan iklim mengancam kelangsungan hidup para sahabat hutan itu. Mungkin hanya butuh beberapa puluh tahun lagi satu per satu dari mereka akan salah satu dampak yang mungkin terjadi karena perubahan iklim. Sejumlah spesies dipengaruhi secara fisiologis oleh iklim. Peningkatan karbon dioksida CO2 di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu, naiknya permukaan laut, dan menurunnya curah hujan. Perubahan intensitas, frekuensi, dan tingkat gangguan ekosistem seperti kebakaran, badai siklon tropis, kekeringan, dan banjir juga menyebabkan vegetasi hutan berada di bawah tekanan. World Meteorological Organization WMO melaporkan bahwa suhu rata-rata atmosfer mengalami peningkatan sebesar 1,1 0C per tahun dibandingkan sebelum revolusi industri. Hal ini menjadikan 2017 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Kondisi ini menyebabkan sekitar 700 spesies hewan dan tumbuhan di bumi terancam punah. Bahkan dunia sekarang memasuki generasi keenam dari kepunahan massal akibat aktivitas antropogenik. Dalam penelitiannya yang diterbitkan di Jurnal Nature, Thomas dkk memperkirakan, jika spesies di hutan terus menerus hidup dalam kisaran suhu yang tinggi, maka sekitar 15 hingga 37 persen spesies akan mengalami kepunahan di tahun 2050. Parahnya lagi, banyak keanekaragaman hayati di hutan tropis, seperti Indonesia, bahkan belum terungkap dan hanya perubahan iklim, hutan Indonesia juga menghadapi ancaman kebakaran hutan yang bisa saja datang setiap saat. Kebakaran hutan menjadi krisis lingkungan paling buruk yang pernah dialami Indonesia. Pada tahun 2015, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 2,6 juta hektar, setara dengan empat setengah kali luas Pulau Bali. Emisi gas rumah kaca GRK yang dikeluarkan dari kebakaran tersebut mencapai 1,62 miliar metrik ton CO2 dalam kurun waktu Juni hingga Oktober 2015. Kondisi tersebut, berdasarkan data WRI Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai penghasil emisi terbesar keempat di dunia, melonjak dari peringkat 6 dalam kurun waktu 6 minggu. Emisi GRK tersebut menjadi yang paling parah kedua dalam dua dekade terakhir, setelah kebakaran pada tahun Bank mengestimasikan, kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 2015 mencapai Rp. 221 triliun, setara dengan 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto PDB. Angka ini lebih besar 2 kali lipat dibandingkan biaya pemulihan yang dibutuhkan dari tsunami Aceh. Analisis tersebut termasuk dampak terhadap pertanian, kehutanan, perdagangan, pariwisata, dan transportasi. Tak hanya itu, kebakaran hutan juga berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Jutaan masyarakat Indonesia terpapar asap berbahaya, yang menimbulkan masalah pernapasan karena tingginya konsentrasi PM 2, hutan mayoritas disebabkan karena pembersihan lahan untuk tujuan pertanian dan perkebunan, baik oleh perusahaan maupun individu dari kalangan petani skala kecil. Akan tetapi, pada 2015, kebakaran hutan juga diperparah oleh kekeringan berkepenjangan sebagai dampak El Nino, yang mengakibatkan api menjalar lebih luas sehingga merusak hutan tropis dan lahan peristiwa mengerikan di atas hanyalah contoh yang terjadi pada hari ini. Di hari esok dan masa depan, kita tidak pernah tahu seberapa besar kerusakan yang akan terjadi dan dampak yang akan dirasakan oleh generasi yang akan datang. Hutan telah menjadi bagian integral dari bangsa Indonesia. Bangsa kita hidup dan bergantung dari sumber daya hutan. Sehingga masa depan hutan adalah masa depan bangsa Indonesia. Sudah saatnya seluruh lapisan masyarakat membuka mata, di tangan kita lah, masa depan hutan dan bangsa Indonesia dipertaruhkan. Lihat Nature Selengkapnya
Kamis, 26 Zulqaidah 1444 H / 3 Juni 2010 1750 wib views Oleh Fauzan Al-AnshariPimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis Kejahatan Yahudi Tragedi Flotilla pekan lalu benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits. Allah Ta'ala berfirman وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا "Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. QS. Al-Isra 4 Kejahatan Yahudi disebabkan sifat dengki mereka وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ “Sebagian besar Ahli Kitab Yahudi menginginkan sekali agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena kedengkian yang timbul dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran......". QS. Al-Baqarah 109 Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub, moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf yang berakhlaq mulia sehingga mereka lebih dicintai bapaknya. 7-18. Kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya. إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih". QS. Ali Imran 21 Yahudi telah membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam dengan memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji dengan digergaji tubuhnya. Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkannya. “Dan karena ucapan mereka Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka Yudas Iskaryot. Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. QS. An-Nisa’ 157. Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa yang setia Nasrani, ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani yang tidak mau murtad. Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an "Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". QS. al-Buruj 4-8 Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam-pun tak kurang kejinya. Yahudi Bani Qainuqa' adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya seorang muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah. Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta diyat denda dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari, seorang Yahudi. Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.” Pada saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab. Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya. Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya. Peristiwa ini direkam oleh Al-Qur’an هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ "Dialah yag mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka. Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan". QS. al-Hasyr 2 Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga. Mereka membentuk pasukan Koalisi al-Ahzab, antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Suku Quraisy dipimpin Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan menusuk dari belakang. Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul menyesakkan dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan munafik yang membuat goyah pasukan Islam. Berkat kesabaran kaum muslimin, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengirim pasukan Malaikat dengan mendatangkan serangan berupa angin topan dan guntur yang memporak-porandakan pasukan koalisi. Mereka kocar-kacir, dan pulang ke tempat masing-masing dengan membawa kekalahan. Tinggallah Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumumkan kepada pasukan Islam “Bagi mereka yang mau mendengar dan taat agar jangan shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.” Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani Quraizah, dan mengepung mereka selama 25 malam. Orang-orang Yahudi tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar memberikan izin kepada mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat pada keputusan beliau. Kemudian Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz pemimpin suku Aus. Keputusan telah ditetapkan yaitu laki-laki dewasa dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan. Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa mereka semua. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا "Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang musuh dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat". QS. al-Ahzab 9-11 Kehancuran Yahudi Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا "Dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan Israel yang kedua, Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai”. QS. Al-Isra’ 7 Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza Laut Mediterania. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel. Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk. Pengepungan ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk embargo kepada penduduk Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham," Kami bertanya dari mana larangan itu? Beliau menjawab "Dari orang-orang asing yang melarangnya." Kemudian berkata lagi "Hampir tiba masanya tidak diperbolehkan masuk blokade kepada penduduk Syam Palestina meski hanya satu dinar dan satu mud makanan." Kami bertanya "Dari mana larangan itu? Beliau menjawab Dari orang-orang Romawi." HR. Muslim Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Pasukan Islam dari Khurasan Afghanistan dengan bendera-bendera hitam, . . al-Hadits Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan “Akan muncul dari Khurasan Afghanistan bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya al-Quds“. HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad. Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan Rasul-Nya pasti akan terlaksana “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. HR. Ahmad “Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya 2767, dan Muslim dalam Shahih-nya 2922]. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini menunjukkan bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari 6/610]. Wallahu a’lam. PurWD/ Tulisan Terkait * Mengungkap Akar Permusuhan Kaum Muslimin dengan Yahudi * Palestina Akan Menjadi Pusat Kebangkitan Islam? Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk.
— Setiap umat ada ajalnya. Ada masa berakhirnya kejayaan dan kehidupan mereka. Rasulullah ﷺ telah menyampaikan kepada kita tentang sebab-sebabnya kehancuran umat terdahulu. Bukan mustahil hal serupa menimpa umat sekarang apabila tidak belajar dari masa lalu. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari azab-Nya. Demikian kata Ustaz Farid Nu’man Hasan, Dai lulusan sastra Arab Universitas Indonesia. Karena itu, perhatikanlah fenomena kehidupan manusia saat ini, apakah sudah terkumpul padanya sebab-sebab itu atau tidak. Semoga kita bisa mengambil iktibar dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Baca Juga Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud Ustaz Farid Nu’man mengungkapkan ada 3 sebab-sebab kehancuran umat terdahulu yang harus menjadi pelajaran bagi kita, yaitu 1 Hukum Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah Rasulullah ﷺ menyebutkan ini sebagai penyebab binasanya umat terdahulu. Jika yang berbuat salah adalah para pejabat, orang kuat, tokoh, maka mereka selamat dan hukum tidak ditegakkan. Tapi, jika yang berbuat salah adalah rakyat biasa atu orang lemah, mereka dihukum, dipenjara, dan dilukai fisik dan rasa keadilannya. Perhatikan hadis berikut عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا Dari Aisyah radhiallahu anha bahwa orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita tokoh Bani Makhzumiyah yang mencuri lalu mereka berkata, “Siapa yang mau merundingkan masalah ini kepada Rasulullah ﷺ ?” Sebagian mereka berkata, “Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah ﷺ. Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah ﷺ bersabda “Apakah kamu meminta keringanan atas pelanggaran terhadap aturan Allah?” Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda “Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan terhormat pejabat, penguasa, elit masyarakat mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah masyarakat rendahan, rakyat biasa mereka mencuri mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya”. HR. Al-Bukhari No. 3475 Kita melihat sikap tegas Rasulullah ﷺ kepada Usamah bin Zaid radhiallahu anhu, yang dianggap oleh suku Bani Makhzum sebagai “orang dalam” di lingkungan Rasulullah ﷺ yang bisa meluluhkan Rasulullah ﷺ untuk meringankan atau membatalkan hukuman atas wanita yang mencuri itu. Tapi, jawaban Rasulullah ﷺ adalah tegas, bahwa sebab kehancuran umat terdahulu karena ketidakadilan dalam penerapan hukum. Baca Juga Kisah Nabi Hud dan Penyebab Dibinasakannya Kaum Aad 2 Banyak Bertanya Maksud banyak bertanya’ yaitu pertanyaan yang tidak bermanfaat, memberatkan, dan mengundang fitnah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikut ﷺ. كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya dan sering berselisih dengan para Nabi mereka.” HR Muslim No. 1337 Baca Juga Syekh Ali Jaber Alhamdulillah Saya Selamat dari Pembunuhan Contohnya adalah pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa Alaihissalam, yang bertele-tele dan tidak penting tentang sapi yang Allah Ta’ala perintahkan untuk disembelih. Tujuannya agar tidak jadi mereka sembelih, tapi Nabi Musa menjawabnya dengan sabar. Akhirnya mereka pun menyembelihnya. Hal diabadikan dalam Al-Qur’an قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia Musa menjawab, “Dia Allah berfirman, bahwa sapi itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya.” Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang sapi betina itu. Karena sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk.” Dia Musa menjawab “Dia Allah berfirman, sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak [pula] untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya.” Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan perintah itu. QS. Al-Baqarah 69-71 Hari ini, tidak sedikit orang yang mengaku muslim mempertanyakan Islam bukan untuk mencari ilmu atau memperbagus kualitas diri, tapi bertanya untuk memperberat diri dan memunculkan kegaduhan, yang dengannya menganulir ketetapan-ketetapan agama. Mengapa warisan lebih banyak kaum laki-laki? Kenapa Islam membolehkan poligami? Mengapa ada jihad dalam Islam? Mengapa memperebutkan Al-Aqsha? Dan seterusnya. Namun, tidak semua pertanyaan itu tercela. Al-Qur’an sendiri menceritakan banyak pertanyaan dari manusia tentang hal-hal baik dan bermanfaat seperti – Yas’alunaka anil anfaal mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang – Yas’alunaka anir ruuh mereka bertanya kepadamu tentang ruh – Yas’alunaka anil mahidh mereka bertanya kepadamu tentang haid – Yas’alunaka anil ahillah mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit – Yas’alunaka anis saa’ah mereka bertanya kepadamu tentang kiamat Oleh karena itu, Syeikh Ismail Al Anshari rahimahullah mengatakan “Para ulama telah membagi pertanyaan menjadi dua jenis. Pertama, pertanyaan untuk mengetahui hal yang dibutuhkan berupa urusan agama. Ini justru diperintahkan karena Allah Ta’ala berfirman Bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kalian tidak mengetahui, dan pada jenis inilah turunnya pertanyaan para sahabat tentang Al-Anfal [rampasan perang], Kalaalah, dan selain keduanya. Kedua, pertanyaan dengan kepentingan untuk menyakiti dan memberatkan, dan inilah yang dilarang.” At Tuhfah Ar Rabbaniyah, Syarah Hadits Arbain No. 9. Allah ﷻ menegaskan larangan bertanya yang menyulitkan diri sendiri يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan kepada Nabimu hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu.” QS. Al Maidah 101 Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan “Dan jika kalian tanyakan penjelasannya setelah turunnya perintah niscaya akan dijelaskan kepada kalian. Dan janganlah kalian menanyakan tentang sesuatu sebelum terjadinya, karena barangkali hal itu menjadi haram lantaran adanya pertanyaan itu. Baca Juga Dahsyatya Gempa yang Menimpa Umat Nabi Syu’aib, Ini Sebabnya 3 Menyelisihi Para Nabi Alaihimussalam Yaitu meninggalkan ajaran Nabi dan mengambil ajaran lain selain ajaran para nabi, dalam konteks zaman kita tentu menyelisihi ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Jika meninggalkan, menyelisihi, sudah cukup menjadi sebab kehancuran suatu umat. Apalagi memerangi ajaran para Nabi Alaihimussalam, seperti mendiskreditkan Islam, fobia kepada hal-hal beraroma Islam, dan memusuhi para ulama yang tulus serta para pejuangnya. Kita lihat lagi keterangan hadits dalam poin ke dua di atas كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Apa yang telah Aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka.” HR. Muslim No. 1337 Imam Ibnu Allan rahimahullah mengatakan “Faedah dari hadits ini adalah haramnya berselisih dengan para Nabi dan banyak bertanya tanpa keperluan mendesak, karena hal itu dijanjikan dengan datangnya kebinasaan. Ancaman keras terhadap sesuatu menunjukkan haramnya hal tersebut bahkan dosa besar. Karena, berselisih itu menjadi sebab pecahnya hati dan lemahnya agama, dan hal itu haram. Maka apa pun yang menjadi sebab kepadanya dia haram juga. Dalilul Faalihin, 2/415 Apa yang tertera dalam hadits ini sejalan dengan firman Allah Ta’ala فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ “…Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat fitnah atau ditimpa azab yang pedih. QS. An Nuur Ayat 63 Syahidul Islam, Syaikh Sayyid Quthb rahimahullah mengatakan maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan yaitu bala-bencana ditimpa azab yang pedih yaitu di akhirat. Abu Hayyan berkata, menyelisihi Rasulullah ﷺ menjadi sebab datangnya musibah bencana dan adzab yang pedih. Fi Zhilalil Quran, 5/402 Berlalu sudah sejarah manusia tentang binasanya kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Luth, kaum Aad, kaum Tsamud, dan lainnya, yang menyelisihi ajaran Nabi mereka, lalu Allah Ta’ala binasakan mereka. Kejayaan mereka hilang sekejap, dan saat ini kita bisa melihat kebenaran peristiwa kehancuran mereka melalui fosil-fosil mereka baik gedung, tiang, dan mayit mereka yang membatu. Semoga Allah Ta’ala meyanyangi kita dan menjauhkan kita dari bala bencana. Baca Juga Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom yang Ditenggelamkan di Laut Mati. Wallahu Ta’ala A’lam. */sumber
Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا. وَأَنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا الإسراء [١٧] ٩-١٠ “Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar; dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” Al-Isra’ [17] 9-10 Kedua ayat ini terdapat dalam surat Al-Isra’ yang berarti perjalanan malam yang diambil dari kata asra yang terdapat pada ayat pertama dalam surat tersebut, dikaitkan dengan perjalanan malam Rasulullah dari Masjid Al-Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsha di Baitul Maqdis Palestina. Jarak antara kedua tempat ini kurang lebih 1500 km yang dalam perjalanan pada waktu itu biasa memerlukan waktu sekitar 40 hari. Surat ini dinamakan pula dengan surat Bani Israil, dikaitkan dengan penuturan tentang Bani Israil anak keturunan Nabi Ya’qub pada ayat ke-2 sampai ke-8 dan kemudian pada ayat 101 sampai dengan ayat 104. Kata Israil memiliki asal-usul yang bermacam-macam, antara lain Israil berarti hamba/teman dekat Tuhan Israil berarti orang yang berjalan di malam hari. Sebab Nabi Ya’qub sering melakukan perjalanan di malam hari, karena jika melakukan perjalanan di siang hari, takut diketahui dan disiksa oleh saudaranya. Israil berarti orang yang berhasil mengalahkan Allah. Disebutkan dalam Kitab Kejadian 32 28, bahwa Nabi Ya’qub pernah berkelahi dengan Tuhan dan berhasil mengalahkannya. Ketika Nabi Ya’qub akan membunuhnya, Tuhan berkata, “Namamu tidak disebut lagi Ya’qub sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia dan engkau menang.” Pendapat yang kedua dan ketiga bersumber dari orang Yahudi untuk melecehkan Tuhan dan para nabi. Menurut pendapat kami, tidak dapat dipertanggungjawabkan sama sekali. Kedua ayat di atas merupakan sebagian ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan keistimewaan Al-Quran. Pada dua ayat ini secara global juga menyebutkan kandungan Al-Quran sebagai petunjuk menuju thariqah jalan yang terbaik, paling adil, dan benar. Dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan semua solusi yang diperlukan oleh manusia sepanjang hidupnya. Allah memberikan pemecahan yang paling sempurna dan paling logis untuk memberi petunjuk kepada manusia dalam menghadapi semua masalah yang muncul. Oleh karena itu, orang yang beriman akan mengatur seluruh hidupnya sesuai dengan Al-Quran dan berjuang untuk melaksanakan apa yang telah dia baca dan dia pelajari dari Al-Quran. Adapun orang yang tidak beriman yang tidak menggunakan Al-Quran sebagai petunjuk, dia akan menjadikan hawa nafsunya sebagai petunjuk, menggantikan Al-Quran. Orang yang demikian pasti akan sengsara karena yang dipikirkan hanya dunia dan tidak percaya akan adanya akhirat. Tujuan hidupnya hanya bermuara pada harta sehingga sikap individualis menebar dalam kehidupan masyarakat. Ketenteramaan hati yang mereka cari tidak terwujud, sementara itu siksa akhirat yang disediakan oleh Allah telah menantinya. Kehancuran Yahudi dan Bebasnya Masjid Al-Aqsha Menurut Sayyid Quthb dalam “Fi Dzilalil Qur’an” menyatakan bahwa peristiwa Isra yang disebut dalam surat Al-Isra’ adalah mengabarkan tentang tumbangnya kejayaan Bani Israel. Peristiwa Isra merupakan tanda kekuasaan Allah dan sebuah perjalanan yang menakjubkan dalam ukuran empirik manusia. Masjid Al-Aqsha yang menjadi ujung perjalanan adalah pusat tanah yang mulia Asy-Syarif. Tempat yang ditentukan Allah untuk Bani Israel lalu Allah mengusir dari negeri itu karena kemaksiatan yang mereka lakukan. Surat Al-Isra’ secara umum berisi tentang akhir perjalanan hidup dan kejayaan bangsa Yahudi, juga mengungkapkan hubungan langsung antara tumbangnya kejayaan suatu bangsa dengan maraknya kemaksiatan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan sunnatullah yang disebutkan pada ayat 16 وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًاالإسراء [١٧] ١٦ “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Allah tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” Al-Isra’ [17] 16 Membaca surat Al-Isra’ dengan metode tafsir analitik, disimpulkan bahwa terdapat dua janji Allah tentang kehancuran bangsa Yahudi; Kehancuran Pertama فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدً مَفْعُولًا الإسراء [١٧] ٥ “Maka apabila datang saat hukuman bagi kejahatan pertama dari kedua kejahatan itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” Al-Isra’ [17] 5 Kemaksiatan yang paling besar ialah karena mereka menyembah berhala dan membunuhi para nabi. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangkan Nebukadnezar ke Yerusalem lalu dihancurkanlah negeri itu dan “dia merajalela di kampung-kampung” dengan meruntuhkan dan meratakan dengan tanah seluruh bangunannya. Anak-anak dibunuh dan beribu-ribu tawanan dibawa ke Babilonia. Kehancuran bangsa Yahudi ini terjadi 500 tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah dan sebelum adanya Isra’ dan Mi’raj. Kehancuran Kedua إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًاالإسراء [١٧] ٧ “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” Al-Isra’ [17] 7 Inilah jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Bani Israil bahwa apabila mereka berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada diri mereka sendiri dan apabila mereka berbuat jahat maka hasil kejahatan itu akan menimpa diri mereka sendiri. Sebelumnya, pada ayat keenam disebutkan bahwa Allah telah memberikan berbagai anugerah kepada bangsa Yahudi Israil dengan mengembalikan negeri mereka setelah dirampas oleh bangsa Persia ditambah dengan limpahan kekayaan dan memberikan banyak anak laki-laki yang kuat serta pasukan yang tangguh. Dalam konteks kekinian, menurut Muhammad Ar-Rasyid, ayat ke-6 ini dapat dipahami sebagai berikut “Allah memberikan kembali tanah mereka yang kedua kali dari musuhmu.” Berdirinya negara Israel tahun 1948, yaitu setelah mengalahkan musuh-musuhnya pasukan Arab. “Membantu dengan harta kekayaan yang melimpah.” Berupa bantuan dari Amerika dan donatur-donatur lainnya. “Memberikan anak laki-laki yang kuat.” Terbukti bahwa sejak kedatangan Israel ke Palestina, populasi penduduk lebih banyak laki-laki daripada perempuan. “Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.” Terbukti pada perang tahun 1948 dan 1967, tentara Israel tiga kali lipat lebih banyak dibanding tentara Arab. Selanjutnya pada ayat 104, Allah berfirman وَقُلْنَا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ اسْكُنُوا الْأَرْضَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًاالإسراء ١٠ “Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil “Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur dengan musuhmu”. Al-Isra [17] 104 Ayat ini dapat dipahami setelah kehancuran karena serangan musuh-musuhnya, bangsa Yahudi kemudian bercerai berai diaspora ke seluruh penjuru dunia dan kembalinya bangsa Yahudi ke Palestina pada tahun 1948 adalah berasal dari bermacam-macam suku dan ras yang ada di dunia. Dengan kembali dan berkumpulnya bangsa Yahudi di Palestina saat ini berarti tanda kehancuran mereka yang kedua sudah dekat. Mereka sedang menunggu “orang yang akan menyuramkan muka mereka dan memasuki Masjid Al-Aqsha serta menghancurkan mereka sehancur-hancurnya.” Pada ayat di atas, “mereka masuk” dengan menggunakan fi’il mudhari’ yang menunjukkan pengertian sedang’ atau akan terjadi’. Dengan demikian, kehancuran yang kedua ini akan terjadi setelah ayat itu turun. Tentang kapan terjadinya, Allah yang tahu. Muhammad Ar-Rasyid bercerita, pada waktu negara Israel berdiri dan memproklamirkan kemerdekaannya tahun 1948, seorang wanita Yahudi menangis dan masuk ke rumah keluarganya. Ketika ditanya, “Kenapa menangis, padahal orang Yahudi sedang bergembira dan merayakan kemerdekaan Israel?” Dia menjawab, “Bahwa dengan berdirinya negara Israel yang kedua adalah sebab adanya bani Israel yang akan dihancurkan dan dibinasakan”.” Tafsir analitik tentang kronologi kehancuran bangsa Israel di atas mungkin tidak dijamin kebenarannya karena para ulama pun berbeda-beda dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut. Tetapi yang pasti benar adalah bahwa apabila suatu bangsa yang tidak menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk pasti akan hancur dan binasa. Ini adalah sunnatullah. Sementara itu kita lihat saat ini, bangsa Israel adalah salah satu bangsa yang tidak menjadikan Al-Quran bahkan mereka melecehkannya dengan melakukan berbagai macam kejahatan terhadap bangsa Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Dengan demikian, kehancuran Israel sudah sangat dekat. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa indikasi, sebagai berikut Sebagai negera penjajah, Israel jelas kehilangan kemampuan melakukan peleburan denan bangsa lain di kawasan Timur Tengah. Israel mengalami ketimpangan demografi melawan pertumbuhan warga Arab. Dunia makin sadar tentang apa yang terjadi di Timur Tengah. Makin banyak negara yang mendukung perjuangan Palestina dan makin banyak yang anti Israel. Di Israel sendiri mulai muncul organisasi swasta yang anti Israel dan melawan penghancuran rumah warga Palestina dan pengungsian mereka. Menurunnya jumlah militer Israel sebab jumlah kelompok usia militer semakin tinggi. Israel mengalami masalah sosial dan politik yang krusial karena perpecahan dua partai besar Kadima dan Likud terus berlanjut. Kaum terpelajar sekuler dari Barat eksodus kembali dari Israel sehingga yang tersisa hanya kelompok ekstrim dalam politik dan agama yang saling mengkafirkan dan menghabisi. Inilah yang digambarkan Allah بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ الحشر [٥٩] ١٤ “Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.” Al-Hasyr [59] 14 Indikasi-indikasi di atas dipercayai oleh banyak pihak, bahkan oleh para pendukung Israel. Menurut laporan media, Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS yang berbangsa Yahudi setuju bahwa dalam waktu dekat Israel tidak akan ada lagi. The New York Post mengutip perkataan Kissinger “Dalam 10 tahun tidak ada lagi Israel.” Lenyapnya Israel berarti terbebasnya Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Israel dan yang akan membebaskan Masjid Al-Aqsha adalah umat Islam sebagaimana sabda Rasulullah لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ رواه البخاري “Tidak akan terjadi Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali Ghorqod sebab ia Ghorqod sungguh merupakan pohon Yahudi.” Al-Bukhari Namun, lenyapnya Israel tidak boleh hanya kita tunggu tetapi harus kita perjuangkan dengan cara menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup berarti mengikuti Al-Quran dengan sebenarnya. Allah berfirman الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ البقرة [٢] ١٢١ “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Al-Baqarah [2] 121 Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas berkata “Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, ”maksudnya adalah mengikuti Al-Quran dengan sebenar-benarnya, menghalalkan apa yang dihalalkan, dan mengharamkan apa yang diharamkan dan tidak menyelewengkan perkataan dari tempat yang semestinya serta tidak menakwilkannya dengan takwil yang bukan semestinya”. A/P2 Mi’raj News Agency MINA
kehancuran indonesia menurut alquran